Etika Bertamu dan Menerima Tamu dalam Islam

Gambar Gravatar
oleh 1916 Dilihat
Etika Bertamu dan Menerima Tamu dalam Islam. Tatat cara sesuai sunnah ini harus dipatuhi seseorang ketika mengunjungi saudara - Sisi Islam
Etika Bertamu dan Menerima Tamu dalam Islam. Tatat cara sesuai sunnah ini harus dipatuhi seseorang ketika mengunjungi saudara - Sisi Islam

Sisi IslamEtika bertamu dan menerima tamu dalam Islam.

Mengunjungi sesama Muslim karena Allah adalah keutamaan besar dalam Islam. Hal ini telah ditegaskan dalam begitu banyak hadis. Berikut adalah dua di antaranya:

أَنَّ رَجُلاً زَارَ أَخًا لَهُ فِى قَرْيَةٍ أُخْرَى فَأَرْصَدَ اللَّهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ أَيْنَ تُرِيدُ قَالَ أُرِيدُ أَخًا لِى فِى هَذِهِ الْقَرْيَةِ. قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا قَالَ لاَ غَيْرَ أَنِّى أَحْبَبْتُهُ فِى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ. قَالَ فَإِنِّى رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ

“Sesungguhnya seseorang ada yang ingin mengunjungi saudaranya di kota lain. Allah lalu mengutus malaikat untuknya di jalan yang akan ia lalui. Malaikat itu pun berjumpa dengannya seraya bertanya, ‘Ke mana engkau akan pergi? Ia menjawab, ‘Aku ingin mengunjungi saudaraku di kota ini?’ Malaikat itu bertanya kembali, ‘Apakah ada suatu nikmat yang terkumpul untukmu karena sebab dia?’ Ia menjawab, ‘Tidak. Aku hanya mencintai dia karena Allah ‘azza wa jalla.’ Malaikat itu berkata, ‘Sesungguhnya aku adalah utusan Allah untukmu. Allah sungguh mencintaimu karena kecintaan engkau padanya’.” (HR. Muslim No 2567 Kitab Kebajikan, Akhlak Yang Baik dan Penyambung Hubungan, Bab: Keutamaan Cinta Karena Allah).

Dan juga dalam salah satu Hadits lain yang disampaikan oleh ‘Ubadah bin Ash-Shamit:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

حَقَّتْ مَحَبَّتِى لِلْمُتَحَابِّينَ فِىَّ وَحَقَّتْ مَحَبَّتِى لِلْمُتَزَاوِرِينَ فِىَّ وَحَقَّتْ مَحَبَّتِى لِلْمُتَبَاذِلِينَ فِىَّ وَحَقَّتْ مَحَبَّتِى لِلْمُتَصَادِقِينَ فِىَّ وَالْمُتَوَاصِلِينَ

“Sungguh Aku mencintai orang yang saling mencintai karena-Ku. Sungguh Aku pun mencintai orang yang saling berkunjung karena-Ku. Sunguh Aku mencintai orang yang saling berderma karena-Ku. Sungguh aku mencintai orang yang saling bersedekah karena-Ku. Begitu pula dengan orang yang saling menyambung (hubungan kekerabatan) karena-Ku.” (HR. Ahmad 5/229)

Baca Juga:  6 Tips Mencegah Kebiasaan Buruk Belanja Kompulsif

Dari Anas bin Malik, ia berkata:

إِذَا جَاءَكُمُ الزَّائِرُ فَأكْرِمُوْهُ

“Jika ada yang mengunjungi kalian, maka muliakanlah.” (Diriwayatkan dalam Musnad Asy Syihab).

Etika Bertamu dan menerima tamu

Di dalam Islam sebenarnya ada tatacara atau etika bertamu dan menerima tamu yang memandu tindakan mulia dalam mengunjungi dan menjamu orang lain yang datang. Hal ini telah dijelaskan oleh Sheikh Hamed Al-`Ali, instruktur Warisan Islam di Fakultas Pendidikan, Kuwait dan Imam Masjid Dahiat As-Sabahiyya, seperti yang dikatakannya:

“Berikut ini adalah tata krama atau etika bertamu yang harus dipatuhi seseorang ketika mengunjungi saudara atau orang lain:

  1. Seseorang harus mengunjungi orang lain pada waktu yang ditentukan dan tepat.
  2. Seseorang harus menghindari mengunjungi orang-orang yang menyukai kesendirian dan yang sedang dalam retret spiritual kecuali jika kunjungan itu dilakukan pada saat bersedia menerima tamu.
  3. Kode meminta izin (ketuk pintu dan salam) tiga kali sebelum masuk harus diperhatikan.
  4. Seseorang tidak boleh tinggal lama (maksimal 3 hari) di rumah seseorang.
  5. Tidak pantas membicarakan sesuatu yang dapat mempermalukan tuan rumah.
  6. Seseorang harus menjauhi wacana terlarang seperti ghibah dan fitnah. Sebaliknya, pembicaraan harus penuh dengan Dzikir kepada Allah (mengajak kepada kebaikan).
  7. Kunjungan tidak boleh ditarik ke titik kebosanan dan kelelahan.
  8. Aturan menurunkan pandangan (terhadap lawan jenis) harus diperhatikan dengan baik; salah satu harus menghindari melihat-lihat begitu banyak hal.
  9. Tidaklah bijaksana untuk mencari-cari kesalahan atau berbicara negatif tentang makanan atau minuman apa pun, melainkan harus menunjukkan rasa terima kasih atas keramahan yang ditawarkan dan berdoa kepada Allah untuk memberkati tuan rumah.
Baca Juga:  OJK Mendorong Pertumbuhan Keuangan Syariah

Adapun tuan rumah, ia harus mematuhi tata krama atau etika menerima tamu seperti berikut:

  1. Menyambut tamu dengan baik (senyum, wajah berseri dan tampak gembira menerima kedatangannya).
  2. Menghibur tamu dengan pembicaraan yang bermanfaat, karena ini adalah bentuk keramahan.
  3. Menyajikan makanan dan hidangan sesuai kemampuan, tanpa berlebihan dalam menunjukkan keramahan.
  4. Memberi nasehat dengan cara yang sopan, apalagi jika ada tamu yang mengatakan sesuatu yang haram..
  5. Menutup kunjungan dengan sopan santun yang sama saat menyambut tamu.

Sisi Islam – Berita dan Gaya Hidup Muslim tentang Etika bertamu dan menerima tamu dalam Islam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *