Viking dan Abbasiyah: Dunia terpisah tetapi saling berhubungan

Gambar Gravatar
oleh 1750 Dilihat
Viking dan Abbasiyah: Dunia terpisah tetapi saling berhubungan. Sebuah cincin ditemukan di Swedia bertuliskan 'untuk Allah' - Sisi Islam
Cincin era Viking bertuliskan kata 'untuk/untuk Allah' [Museum Statens Historiska/Christer Ahlin]

SisiIslam.com – Viking dan Abbasiyah: Dunia terpisah tetapi saling berhubungan.

Sebuah cincin yang ditemukan di Swedia dengan tulisan ‘untuk Allah’ membuktikan bahwa orang Eropa Utara dan Arab pernah berhubungan langsung, lebih dari 1.000 tahun yang lalu.

Siapa ia, tidak terdapat yang ketahui. Ia dimakamkan nyaris 1200 tahun yang kemudian di Birka, 25 km barat Stockholm modern. Birka, di Pulau Björkö yang penting, ialah pusat perdagangan berarti sepanjang Era Viking. Banyak penemuan arkeologis yang ditemui di situ, di antara lain“ makam 515”. Perempuan misterius itu ditemui tergeletak di boks mati kusen persegi jauh. Walaupun kerangkanya betul- betul memburuk, busana, perhiasan, bros, serta cincin membuktikan kalau ia merupakan wanita.

Tidak dikenal apakah ia seseorang perempuan Viking ataupun apakah ia berawal dari golongan etnik yang berlainan. Apakah ia bisa jadi seseorang perempuan Arab? Pula tidak dikenal apakah ia berharap pada dewa- dewa Viking ataupun apakah ia seseorang Muslim( yang alih agama). Tetapi cincinnya, dengan catatan buat atau pada Allah, merupakan fakta material yang menarik serta istimewa dari kontak langsung antara Era Viking Eropa Utara serta bumi Islam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sesungguhnya cincin itu sudah ditemui pada akhir era ke- 19 serta ditaruh di Museum Asal usul Swedia di Stockholm, di antara temuan- temuan lain dari Era Viking. Kala periset tahun kemudian memakai kaca pembesar elektron pemindaian, mereka menciptakan, semacam yang mereka jelaskan dalam harian Scanning, kalau cincin perak itu mempunyai batu cermin bercorak. Ini merupakan salah satunya cincin yang ditemui di Skandinavia dengan catatan Arab Kufi di atasnya.

Bagi riset oleh pakar biofisika Swedia Sebastian Wärmländer, cincin itu tidak sering digunakan, serta” mungkin diteruskan dari pengrajin perak ke perempuan yang dimakamkan di Birka dengan sebagian owner di antara lain”. Untuk Wärmländer serta teman- temannya, cincin itu membuktikan kontak langsung antara warga Viking serta Kekhalifahan Abbasiyah yang memahami beberapa besar Timur Tengah pada dikala itu. Owner cincin, ataupun seorang yang dekat dengannya, bisa jadi sempat mendatangi Khilafah ataupun wilayah sekelilingnya.

Nelleke Ijssennagger, seseorang ahli dalam asal usul era medio di Universitas Groningen di Belanda serta pakar pada rentang waktu Viking( 793- 1050), menerangkan kalau Viking merupakan pengembara, kolonialis, serta orang dagang yang terorganisir dengan bagus serta mutahir.“ Aku memikirkan mereka merupakan banyak orang yang efisien. Mereka merupakan juru perahu serta navigator yang hebat. Mereka berjalan jauh serta tentu beranggapan terbuka mengenai adat serta adat bangsa lain. Prasasti batu Rune di makam Viking mengatakan bila orang berarti sudah melaksanakan ekspedisi ke Barat, ataupun ke Timur. Kemasyhuran, julukan bagus, serta nama baik mereka amat berarti untuk Viking serta dalam perihal itu penjelajahan mereka di negeri- negeri jauh amat berarti untuk mereka.”

Baca Juga:  Kalender Islam: Identitas Umat

” Sebutan Viking kira- kira membuntukan,” tutur Ijssennagger.“ Awal mulanya banyak orang Skandinavia yang berangkat buat melanda serta menjarah diucap Viking. Meniru laut. Orang tani lokal yang bermukim di rumah, pengrajin ataupun orang dagang tidak diucap Viking. Sebagian dari mereka bisa jadi merupakan Viking catok durasi: orang tani yang menggila dari durasi ke durasi. Setelah itu sebutan Viking jadi lebih biasa dipakai, tercantum oleh para akademikus, buat menunjuk seluruh orang dari Utara.

“ Kita cuma ketahui sedikit mengenai ekspedisi Viking ke Barat, ke tempat yang saat ini jadi Inggris, Belanda, serta Jerman. Mereka berangkat sepanjang Prancis( Normandia), Italia serta Spanyol. Viking dari Denmark serta Norwegia beberapa besar melaksanakan ekspedisi ke barat ini. Namun kita cuma mempunyai pangkal tercatat mengenai rentang waktu ini dari era ke- 12 ataupun ke- 13, kerap kali ditulis oleh para biksu ataupun pendeta yang melukis banyak orang ateis itu dengan warna yang sangat hitam. Akun- akun itu nyata tidak sangat adil. Sayangnya tidak terdapat memo tercatat dari Viking sendiri.”

Mengenai ekspedisi Viking ke Timur tetapi terdapat memo rinci.“ Viking Timur” tiba, semacam perempuan cincin kita, dari tempat yang saat ini jadi Swedia. Mereka mendirikan pusat perdagangan di Kiev serta Novgorod serta menggapai tanah Khazar serta Bulghars Turki di padang rumput Kaukasia serta yang saat ini diucap Azerbaijan serta Iran utara. Mereka melaksanakan perdagangan aktif dengan orang Arab, Persia serta Yunani.

Baca Juga:  UIN Walisongo Semarang Mempersembahkan Walisongo Center Sebagai Pusat Riset Mengenai Para Wali Songo

Pengarang asal usul Arab semacam Ibn Khurradadhbih( era ke- 9 Meter), Ibn Rustah, al- Musudi, al- Mukaddasi( seluruhnya pada era ke- 10 Meter) serta yang lain menulis dengan cara ensiklopedis mengenai Rusiyyah ataupun Rus yang mereka ucap selaku Viking timur. Memo saksi mata yang sangat rinci berawal dari Ahmed ibn Fadlan, yang Risala- nya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris serta bahasa Eropa yang lain. Pada tahun 2014 versi terkini Mission to the Volga diterbitkan[i], diedit serta diterjemahkan oleh James Montgomery.

Abu Fadlan merupakan sekretaris deputi yang dikirim oleh khalifah Abbasiyah al- Muqtadir pada 921 atau 922 Meter pada raja Volga Bulghars. Ia merupakan seseorang faqih, seseorang pakar dalam yurisprudensi Islam, namun pula seseorang petualang serta dalam tulisannya ia amat mencermati perinci orang. Novel perjalanannya bersuara semacam akun jurnalistik, berumur lebih dari 1000 tahun, ditulis dengan lawak sembari berupaya berlagak adil serta tidak mencurigai. Semacam yang dibilang oleh Regu Mackintosh- Smith, seseorang pengarang novel ekspedisi kontemporer, Abu Fadlan“ mengintip lewat kacamata Islam”.

Di tanah Volga Bulghars, yang terkini saja masuk Islam serta mencari proteksi Abbasiyah dari musuh- musuh mereka, Khazar, Abu Fadlan berjumpa dengan Rusiyyah.“ Mereka tiba buat berbisnis serta turun di bengawan Itil,” catat Abu Fadlan.“ Aku belum sempat memandang badan sesempurna mereka. Setinggi tumbuhan korma, terang serta kemerah- merahan…” Ia menarangkan dengan cara rinci busana mereka, Kerutinan makan serta minum mereka yang abnormal, seksualitas mereka, seremoni keimanan mereka serta gimana mereka membakar jenazah mereka.

Abu Fadlan serta pengarang asal usul yang lain memainkan kedudukan berarti dalam warga Abbasiyah.” Imperium Abbasiyah serta Baghdad spesialnya mempunyai adat menulis serta novel,” tutur Dokter Maaike van Berkel, guru besar di Asal usul Era Medio di Universitas Amsterdam. Van Berkel yang mengistimewakan diri dalam Imperium Abbasiyah, mengenang kalau kertas dipublikasikan di Baghdad dari Tiongkok pada bertepatan pada 8abad.“ Negeri menjaga sistem administrasi yang besar. Seluruhnya tertera serta akta tercatat diarsipkan dengan teliti. Pajak, hukum, pengukuran, sensus masyarakat, seluruh tipe wawasan serta ilmu: seluruhnya didokumentasikan dengan cara tercatat. Bisa jadi Baghdad merupakan kota awal dalam asal usul orang di mana orang dapat mencari nafkah dengan memindahkan novel. Warnanya terdapat pasar buat novel. Terdapat semua area di Baghdad dengan juru tulis serta pengarang.”

Baca Juga:  Bagaimana museum Barat mendistorsi citra Muslim setelah mencuri karya seninya

Para pembaca Arab pada era itu tentu terpana pada memo Abu Fadlan mengenai Rusiyyah selaku” insan Tuhan yang sangat kotor”.“ Mereka tidak mempunyai sopan santun dalam perihal campakkan air besar ataupun campakkan air kecil serta tidak membersihkan diri kala ikatan intim menaruh mereka dalam kondisi jijik ritual. Mereka apalagi tidak membersihkan tangan sehabis makan. Sangat, mereka semacam keledai yang berkeliaran.” Perinci lain yang tentu menarik untuk pembaca era ke- 10 merupakan seksualitas Rusiyyah yang tidak tertahan.“ Mereka melaksanakan ikatan akrab dengan budak wanita mereka dengan pemikiran penuh dari sahabat mereka.”

Perekonomian Abbasiyah digerakkan oleh duit. Para khalifah mengecap dirham mereka sendiri, koin perak yang sudah dipakai sepanjang beratus- ratus tahun oleh orang Persia. Dirham peraklah yang menarik orang Skandinavia ke arah timur. Bangsa Viking memakai perak, terkadang koin yang dipahat jadi potongan- potongan kecil ataupun dilebur jadi perhiasan, selaku perlengkapan bisnis. Di negeri Bulghar serta di tempat lain mereka beralih bulu, amber, anggar, serta budak dengan dirham yang amat didambakan.

Dokter Van Berkel menunjuk pada banyak dirham serta barang- barang lain dari Timur Tengah serta Afrika Utara yang ditemui di makam serta web arkeologi yang lain di Eropa Utara, selaku“ fakta kalau perdagangan interkontinental bersinambung pada dini Era Medio.” Cincin yang ditemui di Birka merupakan ciri lain dari bumi yang telah lebih tersambung dari yang diperkirakan lebih dahulu. Apakah terdapat fakta kalau sebagian orang Viking masuk Islam?“ Temuan cincin itu tidak berarti pemiliknya merupakan seseorang Muslim. Di bagian lain bukan tidak bisa jadi. Viking berhubungan dengan Volga Bulghar yang sudah jadi Muslim serta dengan orang Arab. Bisa jadi saja sebagian dari mereka alih agama.”

Sisi Islam – Berita dan Gaya Hidup Muslim tentang: Viking dan Abbasiyah: Dunia terpisah tetapi saling berhubungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *