Insinyur wanita: ‘Kita bisa membawa Palestina ke luar angkasa dan seterusnya’

Gambar Gravatar
oleh 2090 Dilihat
Insinyur wanita: 'Kita bisa membawa Palestina ke luar angkasa dan seterusnya' - Sisi Islam: SisiIslam.Com
Bayan Abu Salameh [Foto: Bayan Abu Salameh]

SisiIslam.Com – Insinyur wanita: ‘Kita bisa membawa Palestina ke luar angkasa dan seterusnya’.

Kala Bahana Abu Salameh mencatat di titel metode mesin, ia merupakan satu dari cuma 4 wanita dalam pendapatan lebih dari 70 mahasiswa di Universitas Birzeit, utara Ramallah.

Opsi kariernya lebih dahulu luang memunculkan keragu- raguan di antara guru sekolah serta sahabatnya, yang mempersoalkan apakah itu sesuai buat seseorang wanita ataupun apalagi realistis.

Walaupun putus asa, ia bertahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Laki- laki berumur 25 tahun dari suatu dusun kecil dekat Jenin bernama Faqua dianugerahi Beasiswa Chevening, yang didanai oleh penguasa Inggris, buat berlatih di Queen Mary University, di mana ia sukses mengonsep serta menganalisa apa yang ia harapkan hendak jadi satelit dadu Palestina awal serta menamakannya Palestina 1.

” Dikala itu dekat umur 15 tahun, kala aku membaca Asal usul Pendek Durasi oleh Stephen Hawking, kala aku ketahui kalau inilah yang mau aku jalani sepanjang sisa hidup aku,” tutur Bahana.

Termotivasi oleh temuan Hawking, Bahana mau membuat mesin yang menolong menguak lebih banyak rahasia alam sarwa yang lebih besar. Kerinduan dini buat menjelajahi serta menekuni ruang seperti itu yang melukiskan opsi gelarnya.

” Namun kala aku berikan ketahui sahabat selevel universitas aku di Palestina kalau aku mau berlatih luar angkasa, mereka hendak melecehkan serta memperolok- olokkan aku dengan berkata betul sebab kita mempunyai NASA di Palestina. Mereka buatnya terdengar jauh, tidak terjangkau. Tetapi aku melaksanakan studi, aku ketahui apa yang aku bicarakan,” tutur Bahana.

” Itu merupakan suatu yang tak mungkin buat dimengerti oleh orang Palestina pada dikala itu, jadi aku tiba ke London, namun sayangnya dikala itu lagi terkunci. Serta setelah itu aku mengawali riset aku mengenai satelit dadu.”

Satelit dadu, nyata Bahana, merupakan satelit kecil yang dikerahkan ke luar angkasa buat bermacam tujuan, tercantum riset mengenai pergantian hawa, perkembangan kota, serta penggurunan pangkal air.

Baca Juga:  Bagaimana akademisi dan industri Saudi mendorong inovasi perhotelan?

Uni Emirat Arab, tuturnya, meluncurkan satelit dadu kedua dari Stasiun Luar Angkasa Global tahun kemudian, yang didesain serta dibentuk oleh mahasiswa Universitas Ilmu serta Teknologi Khalifa di Yahsat Ruang Lab.

” Ini merupakan gejala besar kompetensi akademik negeri, yang aku bayangkan buat era depan Palestina,” tuturnya.

” Palestina pantas menemukan perwakilan di luar angkasa, kita mempunyai benak yang hebat! Area MENA mengalami banyak permasalahan serta kita menginginkan pemecahan berplatform objektif buat permasalahan semacam itu. Tetapi, amat susah buat melaksanakan riset dalam penguncian sebab aku mempunyai pangkal energi yang terbatas dari makmal serta bibliotek.”

Tidak hanya itu, bahaya pengusiran masyarakat Palestina di Sheikh Jarrah sudah berjalan pada dikala itu, yang mengakibatkan kekerasan sepanjang berminggu- minggu tahun kemudian, yang berpuncak pada serbuan tentara kasar Israel sepanjang 11 hari di Rute Gaza yang membunuh 230 masyarakat Palestina, tercantum 65 kanak- kanak.

” Aku memandang sedemikian itu banyak sahabat aku dibekuk. Menyaksikan rekaman sahabat manis aku diserbu oleh angkatan Israel membuat aku meratap sepanjang berjam- jam. Aku di mari merasa tidak berakal serta lalu berdialog dengan bunda aku serta memohon berita terkini.”

Walaupun titik berat intelektual menyerang dikala itu, insiden di Palestina buatnya lebih berniat buat fokus pada disertasi serta ujiannya, dengan impian ia hendak sukses serta membuat orang- orangnya besar hati.

” Saya sukses,” tuturnya dengan senyum luas.” Aku mengatur konsep sistemis satelit dadu serta menulis disertasi aku, yang aku pertahankan serta menyambut apresiasi buat itu.”

” Itu merupakan hari sangat senang dalam hidup aku sebab apa yang aku kerjakan betul- betul sukses!” Ia memublikasikan pencapaiannya di Facebook serta menarangkan khasiat potensial dari peresmian satelit dadu Palestina ke luar angkasa sesuatu hari esok. Informasi itu jadi viral.

Baca Juga:  Startup eye crypto di dunia Islam

Seketika, banyak orang Palestina di mana- mana memberi mimpi yang serupa. Bersama Bahana, mereka mau Palestina menggapai luar angkasa.

Baru- baru ini diperoleh di Imperial College London buat mengejar titel PhD di aspek Metode Mesin, Bahana berkata ia hendak lalu bertugas di cetak biru Palestine 1.

Ia pula baru- baru ini meluncurkan kampanye crowdfunding buat mengakulasi anggaran yang diperlukan buat program PhD serta cetak biru, yang ia berniat buat senantiasa mempunyai kepemilikan penuh.

” Aku tidak mau siapa juga mengutip peluang buat mengganti cetak biru ini jadi agitasi politik, aku cuma mau ini jadi cetak biru akademis yang berguna untuk banyak orang dengan cara akademis di semua bumi.”

” Ini sedang pabrik terkini serta banyak orang berupaya metode terkini buat meningkatkan bentuk dadu satelit sebab dikala ini, dari 100 dadu, nyaris 49 satelit dadu kandas. Jadi, apa yang aku coba jalani dengan dadu Palestina merupakan memodifikasi strukturnya. serta efisiensinya, yang hendak meminimalkan kekalahan.”

Palestina hendak menemukan khasiat besar dari cetak biru ini, tulis Bahana. Di Universitas Birzeit misalnya, mahasiswa yang menekuni pemograman kota hendak mempunyai akses ke informasi hawa anom yang membolehkan mereka buat menguasai serta menang dalam aspek riset mereka, jelasnya.

“ Ini pula hendak menolong area MENA dengan cara biasa, tidak cuma Palestina,” tambahnya.” Permasalahan penting yang mengecam Timur Tengah dikala ini merupakan pergantian hawa. Aku sudah menjajaki rapat pergantian hawa di semua bumi serta, di tiap rapat, mereka mengulangi kalau mereka menginginkan kebijaksanaan luar negara barat yang terkini buat melawan permasalahan pergantian hawa.”

Tetapi, kebijaksanaan luar negara tidak bisa dipaksakan di area MENA seakan ialah pemecahan sangat sempurna buat pergantian hawa. Kebalikannya, Bahana menarangkan, bawah objektif dari luar angkasa– semacam pandangan satelit– wajib dipakai buat mengenali jawaban yang sangat pas buat membongkar permasalahan pergantian hawa yang bertambah.

Baca Juga:  Abu Dhabi Art 2022 menjadi edisi terbesar dan beragam

Di semua bumi, cuma 18 persen wanita di akademi besar serta universitas yang mengejar riset di aspek ilmu, teknologi, metode serta matematika, dibanding dengan 35 persen laki- laki, bagi PBB.

“Untuk wanita di aspek metode di Timur Tengah, ini bukan cuma mengenai meyakinkan pada diri mereka sendiri kalau mereka bisa sukses di dalamnya, ini pula mengenai meyakinkannya pada orang lain. Serta itu berarti usaha 2 kali bekuk dari seseorang insinyur laki- laki sebab tiap tahap, ia diingatkan kalau ia tidak layak di aspek ini,” tutur Bahana.

“Aku merupakan salah satu dari 4 wanita di kategori lebih dari 70 serta wajib mengalami pendapat seksis dari guru besar aku yang yakin kalau aku tidak tercantum di situ. Seseorang guru besar aku apalagi berkata pada aku kalau aku kesimpulannya hendak bergantung akta aku di suatu bilik serta tidak melaksanakan apa- apa dengannya.”

Ini butuh diganti, tuturnya, menekankan perlunya usaha siuman buat melenyapkan bias kelamin ini serta mendesak lebih banyak anak wanita buat mempelajari bimbingan terpaut STEM.

“Dorongan aku merupakan menghasilkan bumi di mana anak wanita serta wanita aku di era depan hendak aman berlatih metode.”

“ Sedangkan pula berupaya meminimalkan kesenjangan antara Palestina serta luar angkasa, aku bermaksud buat membuat jaringan wanita di STEM, di mana kita bisa terkumpul serta berlatih dari kemampuan satu serupa lain buat menghasilkan cetak biru yang luar lazim. Kita wajib menyudahi berasumsi kalau luar angkasa sedemikian itu jauh. jauh, kita mempunyai kemampuan buat menggapai situ serta berikutnya.”

Sisi Islam – Berita dan gaya hidup muslim tentang: Insinyur wanita: ‘Kita bisa membawa Palestina ke luar angkasa dan seterusnya’.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *