SisiIslam.com – Masif Pembuatan Patung Sukarno: Mubazir dan Membuka Pengkultusan oleh situs Berita dan Gaya Hidup Muslim, SISI ISLAM melalui kanal Budaya.
Pengurus Pusat Persatuan Islam (PP Persis) mempertanyakan niat di balik maraknya pembangunan patung-patung Sukarno di berbagai daerah. Patung setinggi enam meter ini diresmikan oleh mantan presiden Megawati Soekarnoputri di Sleman, Yogyakarta, pada Rabu (23/08/2023).
Di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, juga tengah beredar rencana pembuatan patung Sukarno dengan dimensi yang besar. Bahkan, anggaran yang dialokasikan diperkirakan mencapai Rp 15 miliar.
Namun, dari sumber terbaru, dana yang digelontorkan untuk proyek monumen ini mencapai angka yang jauh lebih tinggi, yakni antara Rp 10 triliun hingga Rp 20 triliun. Rencana pembangunan patung Sukarno di Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, telah menimbulkan kegelisahan di kalangan masyarakat Jawa Barat, yang sebagian besar menganut agama Islam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami merasa bingung, apa sebenarnya tujuan dari proyek-proyek pembangunan patung ini, terlebih dengan anggaran yang sangat besar. Jika maksudnya adalah untuk menghormati pahlawan bangsa yang telah berjasa, seharusnya banyak tokoh lainnya yang juga layak diabadikan dalam patung, mengingat jumlah tokoh dan pahlawan kita begitu banyak. Selain itu, apakah cara yang benar, baik, dan efektif dalam menghormati mereka adalah dengan membangun patung dengan biaya yang fantastis?” tegas Ketua Umum PP Persis, KH Jeje Zaenudin, dalam wawancara yang dikutip dari laman Republika.co.id pada Jumat (25/8/2023).
Kiai Jeje menjelaskan bahwa menghormati dan menghargai para pahlawan dan tokoh bangsa tidak harus melalui pembangunan patung. Menurutnya, patung tidak memberikan manfaat nyata kepada orang yang masih hidup maupun kepada tokoh-tokoh pahlawan yang telah berpulang.
“Marilah kita merenung sejarah, betapa banyak tokoh bangsa di dunia yang diangkat dengan dibangunnya patung, tetapi dalam satu atau dua generasi berikutnya, patung-patung tersebut dihancurkan dan dilecehkan. Seperti contohnya patung Stalin dan Lenin, serta patung Saddam Husein. Jika niatnya adalah untuk kepentingan seni, seharusnya tidak perlu membuang dana triliunan untuk itu, dan bisa dicapai dengan cara yang berbeda,” tambahnya.
Baginya, upaya masif dalam pembuatan patung Sukarno di berbagai daerah hanya merupakan pemborosan belaka. Lebih baik dana yang digunakan untuk proyek ini dialokasikan ke program-program yang lebih mendesak, seperti penyediaan perumahan untuk kelompok miskin, pemberian modal kepada pedagang kecil, pendidikan bagi anak yatim dan kaum fakir miskin, serta program-program pembangunan yang berfokus pada kemanusiaan. Semua ini, menurut Kiai Jeje, akan lebih efektif dalam mendorong kesejahteraan rakyat.
Terkait pembangunan patung, Kiai Jeje menggarisbawahi bahwa hal ini sejalan dengan ajaran Islam. Menurutnya, para ulama telah menegaskan bahwa membangun patung manusia secara utuh adalah haram dan pengerjaannya dianggap dosa.
“Para ulama sepakat bahwa pembuatan patung manusia secara utuh adalah haram dan pengerjaannya dosa. Pertama, karena jelas-jelas hal ini melibatkan pemborosan harta. Kedua, karena dapat membuka celah pengkultusan yang berpotensi mengarah pada penyembahan. Ketiga, karena seolah-olah pihak yang membuatnya mampu meniru ciptaan Allah, padahal ia tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan makhluk hidup,” tegasnya.
Demikian isi informasi terkini seputar Masif Pembuatan Patung Sukarno: Mubazir dan Membuka Pengkultusan oleh situs Berita dan Gaya Hidup Muslim, SISI ISLAM melalui kanal Budaya.