Sejarah Disyariatkan Puasa Ramadhan Bagi Umat Islam adalah artikel singkat dan kurang lengkap yang menggambarkan sejarah puasa yang diwajibkan kepada umat muslim ini. Ini hanya sedikit penjelasan, selebihnya pembaca silahkan browsing untuk mencari versi detilnya.
Puasa Ramadan merupakan salah satu ibadah penting bagi umat Islam yang diwajibkan oleh Allah SWT. Ibadah ini dilakukan pada bulan Ramadan, bulan kesembilan dalam kalender Hijriyah, dan menjadi salah satu rukun Islam yang lima. Namun, bagaimana sejarah diwajibkannya puasa Ramadan bagi umat Islam? Mari kita simak dalam artikel ini.
Berikut ini adalah Sejarah Disyariatkan Puasa Ramadhan, tahapan dan manfaat bagi umat Islam.
Sejarah Puasa Ramadan
Puasa Ramadan bukanlah ibadah yang baru dalam agama Islam. Bahkan, sebelum Islam datang, umat Arab pada masa Jahiliyah telah mengenal puasa di bulan Ramadan. Namun, bentuk dan maksud dari puasa tersebut berbeda dengan puasa yang diwajibkan dalam Islam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setelah datangnya Islam, puasa Ramadan dijadikan sebagai salah satu ibadah yang diwajibkan. Ayat pertama dalam Al-Quran yang membahas tentang puasa Ramadan terdapat pada Surat Al-Baqarah ayat 183, yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Dalam ayat tersebut, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk berpuasa sebagaimana telah diwajibkan pada umat-umat sebelumnya. Namun, tujuan diwajibkannya puasa Ramadan bagi umat Islam adalah untuk mendapatkan taqwa atau kesalehan.
Sejarah diwajibkannya Puasa Ramadan
Pada awalnya, puasa Ramadan tidak diwajibkan secara langsung oleh Allah SWT. Saat itu, umat Islam diperintahkan untuk berpuasa pada hari Asyura, yaitu hari kesepuluh bulan Muharram. Namun, ketika Islam semakin berkembang dan umat Islam semakin banyak, puasa Ramadan dijadikan sebagai pengganti puasa Asyura.
Kemudian, pada tahun kedua setelah Hijrah, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk berpuasa selama sebulan penuh pada bulan Ramadan. Hal ini ditandai dengan turunnya Surat Al-Baqarah ayat 185 yang berbunyi: “Bulan Ramadan ialah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”.
Dengan turunnya ayat tersebut, puasa Ramadan resmi dijadikan sebagai salah satu ibadah wajib bagi umat Islam. Dalam ayat tersebut juga dijelaskan bahwa bulan Ramadan merupakan bulan yang penting karena pada bulan tersebut diturunkan Al-Quran.
Sejarah Pelaksanaan Puasa Ramadhan
Abu Ja’far ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Al-Musanna, telah menceritakan kepada kami Suwaid, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak, dari Abu Luhai’ah, telah menceritakan kepadaku Musa ibnu Jubair maula Bani Salamah, bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Ka’b ibnu Malik menceritakan sebuah hadis kepadanya dari ayahnya, bahwa orang-orang dalam bulan Ramadan, bila seorang lelaki di antara mereka puasa dan pada petang harinya dia tertidur, maka diharamkan atasnya makan, minum, dan menggauli istri hingga saat berbuka pada besok malamnya.
Di suatu malam Umar ibnul Khattab r.a. pulang ke rumahnya dari rumah Nabi Saw. yang saat itu begadang di rumah beliau. Lalu Umar menjumpai istrinya telah tidur, dan ia menginginkannya. Tetapi istrinya menjawab, “Aku telah tidur.” Maka Umar menjawab, “Kamu belum tidur,” lalu ia langsung menyetubuhinya. Ka’b ibnu Malik melakukan hal yang sama pula.
Pada pagi harinya Umar berangkat ke rumah Nabi Saw. dan menceritakan hal tersebut kepadanya. Kemudian turunlah firman-Nya: Allah mengetahui bahwasanya kalian tidak dapat menahan nafsu kalian, karena itu Allah mengampuni kalian dan memberi maaf kepada kalian. Maka sekarang campurilah mereka. (Al-Baqarah: 187), hingga akhir ayat.
Hal yang sama diriwayatkan pula dari Mujahid, Ata, Ikrimah, Qatadah, dan lain-lainnya dalam asbabun nuzul ayat ini. Yaitu berkenaan dengan perbuatan Umar ibnul Khattab dan orang-orang yang melakukan seperti apa yang diperbuatnya, juga berkenaan dengan Sirmah ibnu Qais. Maka diperbolehkanlah bersetubuh, makan, dan minum dalam semua malam Ramadan sebagai rahmat dan keringanan serta belas kasihan dari Allah.
Manfaat Puasa Ramadan
Puasa Ramadan memiliki banyak manfaat bagi umat Islam. Selain mendapatkan pahala dari Allah SWT, puasa juga dapat membantu seseorang untuk meningkatkan kesabaran, disiplin, dan kesalehan. Selain itu, puasa juga dapat membantu dalam meningkatkan kesehatan dan mengurangi risiko beberapa penyakit.
Dalam Islam, puasa Ramadan juga dijadikan sebagai sarana untuk mempererat silaturahmi antara sesama umat Islam. Pada bulan ini, umat Islam seringkali melakukan berbagai kegiatan seperti berbuka puasa bersama atau tarawih di masjid yang dapat meningkatkan keakraban dan kebersamaan antar umat Islam.
Selain itu, puasa Ramadan juga dapat membantu seseorang untuk lebih memahami kondisi dan kesulitan yang dihadapi oleh orang-orang yang kurang mampu, karena pada bulan ini umat Islam diwajibkan untuk memberikan sedekah dan berzakat.
Penutup: Sejarah Disyariatkan Puasa Ramadhan
Demikianlah sejarah diwajibkannya puasa Ramadan bagi umat Islam. Puasa Ramadan bukan hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga merupakan bentuk pengorbanan dan taqwa yang harus dilakukan oleh umat Islam sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.
Puasa Ramadan juga memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan dan meningkatkan kesalehan, serta membantu dalam mempererat silaturahmi dan memahami kondisi orang-orang yang kurang mampu. Oleh karena itu, mari kita jalankan ibadah puasa Ramadan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, sehingga kita dapat mendapatkan keberkahan dan pahala dari Allah SWT. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.
Demikian artikel singkat seputar Sejarah Disyariatkan Puasa Ramadhan Bagi Umat Islam oleh situs Sisi Islam – Berita dan Gaya Hidup Muslim. Semoga bermanfaat!